Tuesday, November 12, 2013

Bali - Edisi Air Terjun

Selain pantainya yang tersohor, Bali juga mempunyai banyak air terjun yang tersebar di seluruh area pulau. Beberapa di antaranya bahkan masih sangat alami dengan akses yang cukup sulit. Saya pernah berencana mengunjungi salah satu air terjun yang terletak di Kabupaten Bangli karena melihat fotonya yang keren di internet. Tapi sampai di TKP ternyata aksesnya sangat sulit, menurut warga sekitar, air terjun tersebut terletak di tengah hutan dan jalan menuju kesana licin dan tidak jelas. Haiz...mending batal saja daripada tersesat di hutan :D
Akhirnya saya memilih air terjun yang mudah di jangkau dan semoga bisa menjadi referensi jika kamu berkunjung ke Bali. Seperti yang saya sebutkan di atas, Bali mempunyai banyak air terjun tapi yang saya tulis disini adalah air terjun yang pernah saya datangi, jadi saya menulis berdasarkan pengalaman pribadi, bukan hanya copas dari blog orang lain....so cekidot :)

1. Twin Waterfall
Air terjun ini terletak di Desa Gitgit, Kabupaten Buleleng, hanya 35 menit dari obyek wisata Bedugul. Jadi kalau kamu pas ke Bedugul ngga rugi kalau meneruskan perjalanan mengunjungi air terjun ini. Cukup mudah di jangkau dari jalan raya, hanya perlu berjalan beberapa ratus meter menyusuri  jalan semen di tengah kebun cengkeh. Setelah jembatan kecil kamu tinggal pilih, mau ke kiri atau kanan. Yup..ada 2 air terjun di sini, kalau  pilih kiri  kamu menuju ke air terjun kembar, kalau ke kanan, kamu menuju air terjun Mekalangan. Saya sarankan untuk ke arah kiri dulu, lebih dekat hehehe...


Di sebut dengan twin waterfall karena air terjun ini jatuh dari dua celah tebing yang bersebelahan dan kemudian membentuk satu air terjun. Tidak begitu tinggi tapi cukup bagus, apalagi kita bisa berenang di kolam yang ada di bawah air terjun tersebut. Airnya seger banget tapi  lama - lama terasa dingin juga :)


Setelah dari sini, tinggal balik ke arah jembatan kecil kemudian ambil arah ke kanan untuk menuju air terjun Mekalangan. Sebenarnya air terjun Mekalangan adalah aliran dari air terjun kembar. Letaknya cukup curam dan susah di jangkau. Jadi cukup di lihat dari atas saja.



2. Air Terjun Bertingkat
Letaknya tidak begitu jauh dari Twin Waterfall, kalau kamu suka trekking, setelah dari air terjun Mekalangan kamu  tinggal menyusuri jalan setapak di tengah kebun cengkeh sekitar 2 km. Atau kalau mau lebih dekat, lewat pintu masuk yang dekat dengan jalan raya. Dari sini tinggal jalan sekitar 500 meter.
Menurut saya air terjun ini lebih indah dari Twin Waterfall. Air terjun ini cukup tinggi dengan bentuk yang bertingkat -tingkat dengan debit air yang besar. Kayaknya mandi dan main air disini cukup menyenangkan.








3. Air Terjun Nungnung
Berjarak sekitar 45 km dari Denpasar, tepatnya di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, satu jalur dengan obyek wisata Sangeh. Untuk menuju ke air terjun, kita harus menuruni ratusan anak tangga dari semen. Sangat menguras tenaga, tapi jangan khawatir karena tersedia beberapa gazebo untuk beristirahat di sepanjang jalur turun. Sebelum sampai ke air terjun utama, kita akan menjumpai air terjun kecil di tebing sisi kiri sungai. Air terjun utama ada di sebelah kanan, tingginya sekitar 70 meter dengan debit air yang cukup besar.










Nah, itulah beberapa air terjun yang ada di Bali, ngga kalah cantik dengan air terjun yang ada di daerah lain kan?


Monday, November 11, 2013

Kemana saja sih kalau ke Ubud?

Punya planning liburan atau backpacking ke Bali? Sempatkan untuk berkunjung ke Ubud. Sudah  pernah dengar tentang Ubud kan? Yup...sebuah desa cantik yang terletak sekitar 35 km dari Kuta. Ubud juga di kenal sebagai desa seniman karena banyaknya galleri seni. Selain itu Ubud memiliki hawa yang sejuk, hamparan sawah yang menghijau, dan suasana yang tenang dan damai. Jalan - jalan di Ubud tidak akan pernah membosankan.  Beberapa objek wisata yang cukup terkenal di Ubud antara lain Monkey Forest, Puri Ubud, Pasar Seni , museum dan galleri seni.
Selain tempat yang sudah saya sebutkan di atas, ada tempat lain yang mungkin kurang dikenal karena kurangnya informasi tentang tempat tersebut atau letaknya yang agak jauh dari pusat kota Ubud. Tempat mana sajakah itu?

1. Bukit Campuhan
Dikenal juga dengan nama Campuhan Ridge Walk, terletak tidak jauh dari Pasar Seni. Kalau kamu datang dari arah Jl. Monkey Forest, sampai di perempatan pasar seni ambil arah ke kiri. Jalan terus sampai ketemu Warwick Ibah Luxury Villa & spa.  Masuk aja, tapi ambil arah kiri ya, karena yang ke kanan adalah jalan  masuk ke villa :D.
Tinggal ikutin tuh jalan kecil..nyampe deh. Kamu akan terpesona dengan  pemandangan di tempat ini. Perbukitan yang ditumbuhi ilalang tinggi, villa mewah di tepi jurang, dan jalur trekking yang membelah perbukitan. Cocok buat yang suka foto -foto dan trekking ringan, bisa juga bersepeda disini lho... Jangan lupa bawa air minum ya...karena treknya cukup panjang :)






2. Desa Petulu
Terletak sekitar 5 km ke arah utara  dari pusat kota Ubud. Yang unik dari desa ini adalah adanya ratusan burung bangau atau yang dalam bahasa Bali disebut "kokokan", yang hidup bebas di pepohonan sepanjang jalan dan di sekitar  rumah penduduk. Begitu memasuki gerbang desa akan terlihat burung ini dimana- mana, di pohon, di genteng, di halaman, di pinggir jalan bahkan di tiang listrik. Dan anehnya burung - burung ini hanya bisa kita jumpai di sepanjang jalan sejauh 3 km, begitu keluar dari area ini tidak akan nampak seekor burungpun.




3. Sawah Terasering
Mungkin kamu pernah melihat gambar sawah bertingkat di Bali. Salah satunya terletak di desa Tegallalang, Ubud, sangat mudah ditemukan karena terletak di pinggir jalan jalur Ubud - Kintamani.
Tempat ini menawarkan pemandangan sawah bertingkat yang indah. Lebih enak lagi kalau makan dan minum di salah satu restoran yang menghadap  langsung  ke sawah....Nikmat banget makan sambil melihat pemandangan keren :D






4. Pura Gunung Kawi Sebatu
Terletak di desa Sebatu, masih satu jalur dengan Desa Petulu dan sawah Terasering Tegallalang.
Bangunan pura yang nampak kuno dan artistik dengan beberapa kolam dan pancuran serta taman yang tertata apik, menjadikan pura ini termasuk salah satu pura tercantik di Bali.





Gimana, tertarik untuk mengunjungi tempat - tempat ini? :)

Sunday, November 10, 2013

Trunyan - Wisata kuburan di Bali

Desa Trunyan terletak di kabupaten Bangli, tepatnya di sisi timur Danau Batur , kecamatan Kintamani. Desa ini terkenal karena mempunyai tradisi pemakaman yang unik. Pada umumnya orang Bali yang meninggal akan di kremasi yang disebut dengan  upacara Ngaben , tetapi tidak di Trunyan. Jenazah hanya akan diletakkan begitu saja di atas tanah! Saya penasaran...ingin melihat secara langsung.

Maka pagi ini saya berangkat dari Denpasar seorang diri ke Kintamani dengan sepeda motor . Dua setengah jam saya menyusuri jalanan dengan mengambil rute Denpasar - Ubud - Kintamani. Cukup jauh memang, tapi saya senang karena pemandangan di Bali tidak pernah membosankan, apalagi pas lewat di Ubud.

Dermaga di desa Kedisan

Untuk menuju ke kuburan desa Trunyan bisa menggunakan perahu dari dermaga di Desa Kedisan. Penyewaan perahu ini sudah di kelola oleh desa adat dengan tarif yang sudah ditentukan antara 400 - 500 ribu, jadi ga perlu takut untuk dipalak seperti beberapa tahun lalu. Satu perahu bisa diisi sampai tujuh orang. Terus kalau datang sendiri gimana dong? Berdoa saja biar ketemu rombongan lain dan sharing cost :D
Saya beruntung karena saya bertemu dengan rombongan dari DPRD Yogyakarta yang lagi plesir ke Bali, mereka ada 7 orang. Salah satu tukang perahu di sana nawarin saya untuk bergabung dengan mereka. Saya hanya perlu membayar 50 rb...ok lah daripada harus nyewa perahu sendiri :)

Perlu sekitar 15 menit untuk sampai di kuburan Trunyan. O ya, kuburan yang di jadikan tempat wisata ini letaknya terpisah dari desa Trunyan. Begitu turun dari perahu kami di sambut dengan papan selamat datang " Wellcome to kuburan Terunyan". Hihihi...ngeri ya?
Sebelum memasuki area makam kita harus membayar 10 rb/ orang.




Menurut bapak Guide, tidak semua orang Trunyan bisa dimakamkan di sana, hanya orang yang sudah berkeluarga dan meninggal secara wajar saja yang boleh , sedangkan orang  yang meninggal karena kecelakaan, bunuh diri, atau sebab- sebab lainnya akan dimakamkan di tempat lain.




Dan memang benar kalau jenazah hanya di letakkan di atas tanah dan hanya ditutupi dengan semacam pagar yang terbuat dari bambu, jadi jenazah akan terlihat jelas. Saya melihat salah satu makam yang berisi jenazah seorang perempuan yang mengenakan kain dan kebaya, masih terlihat utuh meskipun sudah diletakkan disana 3 bulan yang lalu. Jumlah makam disini ada sebelas dan tidak boleh lebih. Jadi kalau ada yang meninggal dan akan diletakkan disana maka tulang belulang dari makam yang lama akan dipindahkan. Meskipun jenazah hanya di letakkan diatas tanah tapi di tempat ini tidak tercium bau busuk atau anyir di karenakan bau- bauan tersebut di netralisir oleh pohon " Taru Menyan " yang sudah berusia ratusan tahun.



Jadi kalau kamu cukup berani , coba deh datang kesini.... 
Bali ngga melulu yang indah -indah kan ? :)



Friday, November 8, 2013

Sunset tercantik di Bali, versi saya

Kalau membahas tentang Bali memang ngga ada habisnya. Pulau yang menyimpan keindahan alam, budaya dan adat istiadat yang unik. Hampir semua yang dicari wisatawan ada di Bali, mulai pantai, laut,gunung, danau, air terjun , budaya, tempat hiburan semuanya bisa ditemukan di Bali. Dan saya cukup beruntung karena sempat menghabiskan beberapa tahun di Bali dan menikmati keindahannya. Ngga perlu beli tiket pesawat atau bus, tinggal ambil sepeda motor dan meluncur ke TKP :D. Salah satu hal yang senang saya lakukan adalah duduk di pantai sambil menikmati indahnya matahari terbenam...Ah jadi kangen Bali...
Inilah tempat  untuk menikmati cantiknya sunset di Bali versi saya :

1. Pantai Seminyak


Kalau kamu berkunjung ke Bali sempatkan untuk  mampir ke sini. Sekedar minum dan makan bakso sambil menikmati Sunset...hhmm...menyenangkan :)
Pantai ini terletak di Jalan Arjuna atau yang lebih dikenal dengan Jalan Double Six. Ada bakso yang sangat terkenal di sana, bakso gerobak biru. Letaknya di pantai pas depan Seaside Restaurant.

2. Pantai Jimbaran



Ya betul...ini Pantai Jimbaran yang terkenal dengan Restaurant Seafood pinggir pantai yang harganya  muuaahal. Kalau saya sih sayang ngabisin duit buat makan di sana . Biasanya saya cuma beli jagung bakar trus duduk di pantai nungguin sunset sambil ngelirik orang - orang kaya yang lagi makan seafood di sana ( sebenarnya pengen juga sih :D )

3. Pantai Tegalwangi


Masih di kawasan Jimbaran, Pantai ini memiliki sunset yang sangat menawan. Ada ceruk - ceruk seperti gua yang yang bisa digunakan untuk berteduh .

4. Pantai Blue Point



Pantai ini juga dikenal dengan nama Pantai Suluban, terletak di daerah Uluwatu. Saya ngga pernah bosan datang kesini, siang atau sore hari tetep indah...Memandang laut biru atau sunset dari atas tebing , atau turun ke pantai dan sekedar berendam sambil berkhayal hehehe....

 5. Tanah Lot


Salah satu tempat yang sudah sangat terkenal. Sunset disini terlihat sangat eksotis berpadu dengan siluet pura di atas tebing. Tapi letaknya yang cukup jauh dari Denpasar membuat saya jarang datang kesini.

6. Pantai Kuta


Sebenarnya saya ngga terlalu suka di sini, terlalu ramai. Tapi oke lah...apalagi kalo pas ada event kayak Kuta Carnival Atau konser musik....HHmmm siapa yang ngga pengen nglesot di pantai , menyaksikan sunset yang cantik sambil nonton konser?

7. Pantai Discovery Mall


Duduk di salah satu restoran di sepanjang pantai ini sambil menyaksikan sunset indah...hahaha...serasa jadi orang kaya meski cuma pesen mocktail :D

Itulah pantai dengan sunset terindah di Bali versi saya.
Bali memang indah....
Ke Bali yukkk....  :)



Wednesday, November 6, 2013

Melukis pagi di Prau

Saya bukan seorang pendaki, tapi saya ingin suatu hari berdiri di puncak gunung untuk menyaksikan lukisan pagi Sang Pencipta....
Itulah keinginan saya yang akhirnya menjadi kenyataan. Saya suka traveling tapi hanya sebatas tempat -tempat yang mudah dijangkau seperti pantai, air terjun atau traveling ke kota. Saya belum pernah naik gunung dalam arti sebenarnya. Rekor naik gunung saya hanya Gunung Bromo :), tapi tetep saja gunung kan? Hehehe.... :)
Karena itu saya mencari informasi tentang gunung yang ramah dan aman untuk pendaki pemula. Dan pilihan saya jatuh pada Gunung Prau, 2565 mdpl. Secara administratif gunung ini masuk ke wilayah 4 kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal. Tidak lupa saya mencari teman untuk mendaki lewat forum backpacker dan facebook, tapi mendekati hari H satu persatu mengundurkan diri dengan berbagai alasan, hanya tinggal satu orang saja dan kita janjian untuk ketemuan di Wonosobo. No worry ....nanti pasti ketemu teman baru  di perjalanan, like always :)

Lewat tengah hari saya sampai di terminal Wonosobo dan langsung menemui Mbak Yayah, teman yang saya kenal lewat dunia maya. Sore harinya saya, Mbak Yayah dan Hilmi, anak Mbak Yayah yang masih berumur 11 tahun berangkat ke rumah teman Mbak Yayah yang akan mendaki bersama kami. Mas Ari dan Mas Dedi, para pendaki sejati yang sudah menapakkan kaki di banyak puncak gunung.
Sekitar jam 8 malam kami berangkat menggunakan sepeda motor, menembus gerimis dan kabut, singgah sebentar di gardu pandang Tieng, menunggu seorang teman lagi yaitu Mas Mogel,kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Patak Banteng. Kami beristirahat di rumah teman Mas Mogel sebelum muncak dini hari nanti.

Pukul 2.30 dini hari kami berangkat menuju puncak Gunung Prau. Beriringan kami melewati pemukiman penduduk, kemudian ratusan anak tangga dari semen, selanjutnya jalur pendakian di ladang penduduk dan jalan setapak di hutan menuju puncak. Wahhh....jalur ini memang luar biasa...hampir ngga ada bonus sama sekali. Dari start sampai akhir naaannjaaakkk terus. Berkali- kali saya harus berhenti untuk mengatur nafas. Karena gelap saya tidak sempat memperhatikan kiri kanan, hanya fokus ke depan dan sekali- kali melihat indahnya langit yang bertaburan ribuan bintang. Begini toh rasanya mendaki gunung hehehe....ternyata menyenangkan meskipun capek :D . Jalur Patak Banteng adalah jalur pendakian terpendek sekaligus tersulit untuk menuju  puncak gunung Prau. Untunglah kami mendaki dini hari sehingga tidak terlalu capek meskipun jalur pendakian cukup sulit, coba kalau siang hari...ngga kebayang capek dan panasnya...

Pukul 05.00 kami sudah hampir sampai di puncak.  Bintang- bintang sudah mulai menghilang, berganti dengan semburat merah di ufuk timur, rasanya saya ingin berlari secepatnya, takut tertinggal moment sunrise.



Saya benar- benar menikmati pagi ini,memandang sunrise dari puncak gunung, melihat gunung- gunung yang nampak anggun di kejauhan, lembah yang menghijau dibawah sana, telaga Warna dan komplek Candi yang nampak diselimuti kabut tipis....hhmmm..ingin saya berlama-lama disini.




Setelah cukup lama di puncak, kamipun melanjutkan berburu spot- spot cantik untuk berfoto sekalian turun melalui jalur Dieng. Kawasan gunung Prau ini memang surga bagi pecinta fotografi. Banyak sekali spot- spot cantik untuk di abadikan termasuk hamparan rerumputan dengan bunga Daisy warna-warni dan gundukan beberapa bukit yang mirip sekali dengan setting film teletubbies. Karena keasyikan memotret, saya dan Mas Mogel terpisah dari rombongan kami. Ratusan foto sudah terekam di kamera saya tapi rasanya ingin terus memotret, sayang untuk melewatkan setiap sudut cantik Gunung Prau. Di perjalanan turun saya sempat melihat beberapa rumpun bunga Edelweis yang tumbuh disisi jurang yang dalam dan  miring. Ah biarlah dia tumbuh disana...biar ngga diganggu oleh tangan - tangan jahil, cukup melihatnya dari kejauhan. Meskipun jalur turun ini jauh tapi anehnya saya tidak merasa capek, mungkin karena pemandangan indahnya mengalahkan rasa capek saya.
Saya suka mendaki gunung, saya suka Gunung Prau, saya suka Dieng :D....... kapan kesini lagi  ya?