Wednesday, December 4, 2013

Ke Bali Timur yuk... - Part 2

Rencana untuk melihat sunrise terpaksa batal karena saya bangun kesiangan. Tapi suasana pagi pedesaan masih bisa saya rasakan. Hembusan angin pagi beraroma laut dan kicauan burung membuat hati terasa damai. Saya ambil kamera dan berjalan -jalan di sekitar penginapan bersama seorang teman yang sudah bangun, sementara dua teman lainnya masih asyik bermimpi.


Kami menyusuri jalan kecil di dekat penginapan dan menemukan pemandangan khas pedesaan daerah Karangasem, kering dan tandus. Entah kenapa justru pemandangan tanah kering dan tandus itu nampak indah dan eksotik, mungkin karena dilatar belakangi Gunung Agung yang nampak gagah di kejauhan.





Setelah sarapan ala kadarnya , pop mie dan kopi kami nyebur lagi ke laut. Wahh....ternyata snorkling di pagi hari lebih menyenangkan dari kemarin sore. Terumbu karang dan ikan warna -warni nampak lebih jelas karena sinar matahari pagi cukup terang menembus sampai beberapa meter di bawah permukaan air laut. Rasanya masih ingin berlama - lama menikmati pemandangan bawah laut yang jarang saya lihat, tapi kami harus kembali ke Denpasar.
Kami sedang bersiap - siap pulang ketika keponakan pemilik penginapan menawarkan diri untuk mengantar kami snorkling ke lokasi kapal karam......aduh Bli...kenapa ngga dari tadi pagi saja?
Saya kan sudah mandi, sudah dandan, sudah rapi, masa harus nyemplung ke laut lagi? Tapi setelah saya pikir kapan lagi saya bisa snorkling kesana, apalagi ada yang mau nganter? Akhirnya saya dan seorang teman nyemplung lagi ke laut di temani oleh Bli Blabla  ( unik ya namanya? :) )....hadeh......luntur deh bedak saya  hehehe.... :)
Sebelum nyemplung ke laut Bli Blabla memasukkan beberapa potong roti ke dalam botol air mineral yang berisi air setengahnya dan dilubangi tutupnya. Saya baru ngerti botol itu buat apaan pas nyampe ke lokasi kapal karam. Mula - mula hanya nampak benda hitam yang ngga jelas bentuknya , kemudian nampak banyak gelembung - gelembung udara yang ternyata berasal dari para penyelam di bawah sana...bagus banget....huhuhu....jadi pengen bisa diving.


Saya hanya melihat beberapa ekor ikan di sana, tapi begitu Bli Blabla mulai menyemprotkan roti dari botol air mineral....jengjengjeng.......tiba - tiba ratusan ikan datang bersamaan,...besar -besar dan berwarna hitam mengerubuti kami.....hiyaaaa.....saya sampai tersedak air laut gara- gara teriak padahal masih menggigit selang google. Rasa takjub, senang, takut campur aduk jadi satu. Sayangnya saya ngga punya kamera underwater untuk mengabadikan pemandangan tadi. Kata Bli Blabla ikan -ikan di sini cukup jinak makanya kalau kita kasih makan mereka ngga malu -malu untuk mendekat.
Puas rasanya saya snorkling di pantai Tulamben meskipun saya harus mandi keramas 2 kali sebelum melanjutkan perjalanan :D

Jam sebelas siang kami beranjak meninggalkan Pantai Tulamben menuju Taman Tirta Gangga. Sebenarnya taman ini sudah kami lewati kemarin dalam perjalanan ke Tulamben, tapi kami sengaja tidak singgah kemarin karena kami ingin singgah hari ini sekalian pulang ke Denpasar. Kembali kami menyusuri jalanan dengan pemandangan bukit - bukit gersang kemudian berganti dengan pemandangan sawah yang menghijau ketika mulai mendekati lokasi Tirta Gangga.


Taman Tirta Gangga di bangun pada tahun 1946 oleh raja Karangasem I Gusti Bagus Jelantik. Meskipun taman ini sempat rusak terkena dampak letusan gunung Agung, tapi kita masih bisa menikmati keindahannya.
Ada beberapa kolam di sini termasuk kolam yang banyak berisi ikan besar -besar , kolam yang berisi patung patung, dan kolam pemandian yang airnya berasal dari mata air yang dingin dan segar...pokoknya serba air :) .Senang sekali saat  ngasih makan ikan yang langsung berkumpul begitu kita ngelempar roti ke kolam. Merendam kaki di sungai kecil yang airnya bening banget sambil ngobrol ngalor ngidul juga cukup menyenangkan.






Setelah sekitar 2 jam di tempat ini kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke Denpasar dengan mengambil rute yang berbeda dengan rute berangkat kemarin. Perjalanan pulang tetap menyenangkan dengan melewati jalan - jalan di pedesaan  yang menyajikan pemandangan indah...
Ah....Bali memang indah dan  menyenangkan :)

Monday, December 2, 2013

Ke Bali Timur yuk... - Part 1

Tinggal di Bali dan punya teman - teman yang suka ngelayap memang menyenangkan.Senangnya lagi, keindahan Bali seolah tak pernah habis untuk di jelajahi, selalu saja ada tempat- tempat menarik yang bisa dinikmati. Kali ini saya bersama 3 orang teman yang seneng disebut sebagai geng rusuh akan menjelajah Bali Timur dengan tujuan Taman Ujung, Tirtha Gangga dan Tulamben.

Jam 10 pagi kami berempat berangkat dari Denpasar menggunakan 2 sepeda motor. Dengan hanya berbekal selembar peta Bali kami dengan PDnya  menyusuri jalanan mengikuti jalur yang tertera di peta. Beberapa kali kami harus berhenti dan melihat peta untuk memastikan bahwa jalan yang kami ambil sudah benar. Lucu juga sih...di jaman yang sudah canggih seperti sekarang kami  masih mengandalkan peta kertas, tapi kami senang melakukannya :D


Setelah melewati kabupaten Gianyar dan Klungkung, kami mulai memasuki wilayah kabupaten Karangasem. Kami sempat beristirahat sejenak di area Pantai Candi Dasa yang terletak di pinggir jalan raya.Menyusuri jalanan di Bali sangat menyenangkan, tak henti -hentinya mata ini dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah serta bangunan - bangunan berarsitektur Bali yang unik. 3 jam berkendara dari Denpasar cukup melelahkan, tapi segera terbayar dengan keindahan  yang kami saksikan di Taman Ujung.


Taman Ujung di bangun pada tahun 1909 pada masa pemerintahan raja Karangasem, I Gusti Bagus Jelantik. Taman Seluas 10 hektar ini terdiri dari dua kolam yang besar dan beberapa bangunan yang merupakan perpaduan arsitektur Bali, Cina , dan Eropa yang terkesan unik. Tiket masuk 5 ribu perorang dan untuk yang membawa DSLR kamera harus siap merogoh kocek lebih dalam, karena ada biaya tambahan sebesar 50 ribu. Tapi setelah bernegosiasi dengan memasang  wajah memelas akhirnya kami hanya membayar 50 ribu untuk 4 orang plus 1 kamera DSLR :D




O ya, taman ini terdiri dari taman bagian bawah dan bagian atas. Ada sebuah bangunan di tengah kolam yang dihubungkan dengan sebuah  jembatan. Terdiri dari beberapa ruangan dengan jendela - jendela lebar  ala Eropa. Terdapat beberapa foto keluarga kerajaan dan proses pembangunan Taman Ujung.
Untuk menuju taman bagian atas kita harus mendaki puluhan anak tangga, cukup melelahkan apalagi di siang bolong begini....puanaaas..





Tapi begitu sampai di atas maka kelelahan kita akan segera terbayar dengan pemandangan  cantik Taman Ujung dan hamparan laut biru di bawah sana. Setelah puas menikmati keindahan Taman Ujung , kamipun melanjutkan perjalanan menuju pantai Tulamben.



Sekitar jam 4 sore kami sampai di Pantai Tulamben yang terlihat sepi. Pantai ini memang kurang populer di kalangan wisatawan lokal. Jangan membayangkan Pantai Tulamben sebagai pantai indah berpasir putih seperti kebanyakan pantai di Bali. Pantai ini tidak berpasir melainkan berbatu...yup...di sepanjang pantai ini penuh dengan batu - batu kecil sampai seukuran kepalan tangan. Pantai Tulamben memang lebih di kenal oleh pecinta diving dan snorkling karena menawarkan keindahan bawah laut yang memukau. Terdapat bangkai kapal US Liberty yang tenggelam terkena torpedo Jepang tahun 1942. Sekarang bangkai kapal ini sudah menjadi rumah bagi ribuan ekor ikan dan terumbu karang. Hal inilah yang cukup menjadi alasan bagi kami untuk menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

Di area ini sudah banyak terdapat penginapan, restoran dan dive operator. Dan kami cukup beruntung karena pas lagi di pantai tadi di hampiri seorang Bapak yang menawarkan kamar di penginapan miliknya yang masih baru. Cukup dengan 150 ribu permalam kami mendapat kamar yang bersih, kasur yang empuk dan kamar mandi di dalam. Lokasinya di pinggir jalan dan dekat dengan pantai. Tapi begonya saya ngga tau nama penginapan itu . Bapak itu juga menawarkan peralatan snorkling lengkap dengan harga 50 ribu/set yang langsung kami iyakan.


Setelah beristirahat sebentar kami menuju pantai yang terletak dibelakang penginapan. Di antara kami berempat hanya satu orang yang bisa berenang. Sebenarnya snorkling bisa dilakukan oleh orang yang tidak bisa berenang sekalipun karena kita memakai jaket pelampung. Tapi tetep saja ada perasaan takut begitu nyemplung ke laut. Jadinya kami snorkling sambil bergandengan tangan :D


Hanya beberapa meter dari bibir pantai kami sudah bisa menyaksikan terumbu karang dan ikan yang berwarna - warni .... sangat menyenangkan :)
Pengen juga sih snorkling ke lokasi bangkai kapal tenggelam yang terletak sekitar 25 meter dari bibir pantai tapi kami tidak cukup berani untuk kesana,...hmmm.....derita orang yang tidak bisa berenang  , harus puas dengan hanya bisa bersnorkling di pinggir pantai :(
bersambung....