Tinggal di Bali dan punya teman - teman yang suka ngelayap memang menyenangkan.Senangnya lagi, keindahan Bali seolah tak pernah habis untuk di jelajahi, selalu saja ada tempat- tempat menarik yang bisa dinikmati. Kali ini saya bersama 3 orang teman yang seneng disebut sebagai geng rusuh akan menjelajah Bali Timur dengan tujuan Taman Ujung, Tirtha Gangga dan Tulamben.
Jam 10 pagi kami berempat berangkat dari Denpasar menggunakan 2 sepeda motor. Dengan hanya berbekal selembar peta Bali kami dengan PDnya menyusuri jalanan mengikuti jalur yang tertera di peta. Beberapa kali kami harus berhenti dan melihat peta untuk memastikan bahwa jalan yang kami ambil sudah benar. Lucu juga sih...di jaman yang sudah canggih seperti sekarang kami masih mengandalkan peta kertas, tapi kami senang melakukannya :D
Setelah melewati kabupaten Gianyar dan Klungkung, kami mulai memasuki wilayah kabupaten Karangasem. Kami sempat beristirahat sejenak di area Pantai Candi Dasa yang terletak di pinggir jalan raya.Menyusuri jalanan di Bali sangat menyenangkan, tak henti -hentinya mata ini dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah serta bangunan - bangunan berarsitektur Bali yang unik. 3 jam berkendara dari Denpasar cukup melelahkan, tapi segera terbayar dengan keindahan yang kami saksikan di Taman Ujung.
Taman Ujung di bangun pada tahun 1909 pada masa pemerintahan raja Karangasem, I Gusti Bagus Jelantik. Taman Seluas 10 hektar ini terdiri dari dua kolam yang besar dan beberapa bangunan yang merupakan perpaduan arsitektur Bali, Cina , dan Eropa yang terkesan unik. Tiket masuk 5 ribu perorang dan untuk yang membawa DSLR kamera harus siap merogoh kocek lebih dalam, karena ada biaya tambahan sebesar 50 ribu. Tapi setelah bernegosiasi dengan memasang wajah memelas akhirnya kami hanya membayar 50 ribu untuk 4 orang plus 1 kamera DSLR :D
O ya, taman ini terdiri dari taman bagian bawah dan bagian atas. Ada sebuah bangunan di tengah kolam yang dihubungkan dengan sebuah jembatan. Terdiri dari beberapa ruangan dengan jendela - jendela lebar ala Eropa. Terdapat beberapa foto keluarga kerajaan dan proses pembangunan Taman Ujung.
Untuk menuju taman bagian atas kita harus mendaki puluhan anak tangga, cukup melelahkan apalagi di siang bolong begini....puanaaas..
Tapi begitu sampai di atas maka kelelahan kita akan segera terbayar dengan pemandangan cantik Taman Ujung dan hamparan laut biru di bawah sana. Setelah puas menikmati keindahan Taman Ujung , kamipun melanjutkan perjalanan menuju pantai Tulamben.
Sekitar jam 4 sore kami sampai di Pantai Tulamben yang terlihat sepi. Pantai ini memang kurang populer di kalangan wisatawan lokal. Jangan membayangkan Pantai Tulamben sebagai pantai indah berpasir putih seperti kebanyakan pantai di Bali. Pantai ini tidak berpasir melainkan berbatu...yup...di sepanjang pantai ini penuh dengan batu - batu kecil sampai seukuran kepalan tangan. Pantai Tulamben memang lebih di kenal oleh pecinta diving dan snorkling karena menawarkan keindahan bawah laut yang memukau. Terdapat bangkai kapal US Liberty yang tenggelam terkena torpedo Jepang tahun 1942. Sekarang bangkai kapal ini sudah menjadi rumah bagi ribuan ekor ikan dan terumbu karang. Hal inilah yang cukup menjadi alasan bagi kami untuk menempuh perjalanan yang lumayan jauh.
Di area ini sudah banyak terdapat penginapan, restoran dan dive operator. Dan kami cukup beruntung karena pas lagi di pantai tadi di hampiri seorang Bapak yang menawarkan kamar di penginapan miliknya yang masih baru. Cukup dengan 150 ribu permalam kami mendapat kamar yang bersih, kasur yang empuk dan kamar mandi di dalam. Lokasinya di pinggir jalan dan dekat dengan pantai. Tapi begonya saya ngga tau nama penginapan itu . Bapak itu juga menawarkan peralatan snorkling lengkap dengan harga 50 ribu/set yang langsung kami iyakan.
Setelah beristirahat sebentar kami menuju pantai yang terletak dibelakang penginapan. Di antara kami berempat hanya satu orang yang bisa berenang. Sebenarnya snorkling bisa dilakukan oleh orang yang tidak bisa berenang sekalipun karena kita memakai jaket pelampung. Tapi tetep saja ada perasaan takut begitu nyemplung ke laut. Jadinya kami snorkling sambil bergandengan tangan :D
Hanya beberapa meter dari bibir pantai kami sudah bisa menyaksikan terumbu karang dan ikan yang berwarna - warni .... sangat menyenangkan :)
Pengen juga sih snorkling ke lokasi bangkai kapal tenggelam yang terletak sekitar 25 meter dari bibir pantai tapi kami tidak cukup berani untuk kesana,...hmmm.....derita orang yang tidak bisa berenang , harus puas dengan hanya bisa bersnorkling di pinggir pantai :(
bersambung....
keren...wajib ke sini nih kalo ke bali lagi...
ReplyDeleteiya..silahkan datang ke sini :)
ReplyDeleteKalo bawa DSLR bayar? Kalo kamera poket biasa gmn?
ReplyDelete