Sunday, August 31, 2014

Dont be afraid of dreaming freely


Dont be afraid of dreaming freely...
Kalimat itu seakan terpatri dalam otakku, kalimat yang menjadi penyemangat langkahku selama ini.Siapapun boleh bermimpi, bukankah banyak kenyataan yang terjadi berawal hanya dari sebuah mimpi? Tinggal bagaimana usaha kita untuk menjadikan mimpi itu menjadi nyata,  karena mimpi akan tetap menjadi sebuah mimpi  tanpa adanya usaha untuk mewujudkannya.
Kalimat itu aku dapat ketika mengikuti training yang diselenggarakan oleh perusahaan tempatku bekerja. Kalimat sakti yang di ucapkan oleh seorang trainer wanita asal New York yang sudah melanglang dunia dengan kemampuannya meracik minuman alias bartending.

Saat itu aku hanya seorang TKI di negara tetangga yang harus bekerja keras dari siang sampai malam.Yang ada di fikiranku hanya bekerja dan menabung demi sebuah mimpi untuk menjadikan kehidupanku lebih baik dari sebelumnya. Karena itulah selama di rantau aku sangat berhati -hati dalam mengatur keuangan. Jangankan berfikir untuk pergi liburan ke luar negeri,ketika menginginkan sesuatupun aku harus berfikir beberapa kali sebelum membelinya. Banyak hikmah dan pengalaman yang aku dapat selama menjadi TKI, kadang menyenangkan, kadang menyakitkan.
Melakukan hal yang sama setiap hari membuatku sampai pada titik jenuh. Aku ingin memutuskan kontrak kerja dan pulang saja apapun resikonya.

Dalam kegalauanku tanpa sengaja aku melihat bannner Air Asia promo RM.0 tujuan Kuala Lumpur - Singapura. Aku sempat tertegun di depan banner, apa benar ada promo seperti itu?
Dengan laptop pinjaman aku buka website Air Asia, setengah tidak percaya aku terus menatap layar monitor yang menunjukkan harga tiket RM.4 untuk tujuan Kuala Lumpur - Singapura dan RM.0 untuk tujuan Singapura - Kuala Lumpur.
Hatiku bersorak, ya aku menemukan jalan untuk menghilangkan kejenuhan. Mungkin aku perlu pergi berlibur sebelum mengambil keputusan untuk berhenti bekerja atau tidak. Tapi setelah tau kalau tiket promo hanya bisa dibeli online dengan menggunakan kartu kredit aku jadi galau lagi, aku ngga punya kartu kredit.

Keesokan harinya aku coba bertanya ke satu travel agent apakah bisa beli tiket promo melalui mereka, dan ternyata bisa, aku cukup membayar harga tiket sesuai yang tertera di website ditambah biaya administrasi karena menggunakan kartu kredit mereka. Aku langsung memesan tiket saat itu juga, asal pilih tanggal aja, yang penting masih harga promo, tinggal nunggu Mbak staff travel agent yang sedang berjuang mendapatkan tiket promo untukku. Tau sendiri kan susahnya masuk ke website Air Asia saat sedang ada promo, apalagi di siang hari. Akhirnya urusan tiket beres, tinggal urus masalah cuti. Itu mah gampang, masih 3 bulan lagi kok terbangnya.

Itulah awal perkenalanku dengan Air Asia yang kemudian membawaku terbang ke Singapura di suatu pagi di bulan Februari 2010.
Dengan bermodalkan sebuah buku panduan traveling ke Singapura dan selembar peta aku menyusuri jalan - jalan di negara yang sangat modern itu seorang diri. Seru, menyenangkan, deg- degan, haru semua campur aduk jadi satu. Siapa sangka, aku yang hanya seorang anak desa bisa sampai ke negara yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit orang Indonesia.


Singapura 2010
Pulang dari berlibur membuatku lebih bijak dalam mengambil keputusan, aku tidak jadi berhenti kerja, aku akan menyelesaikan kontrak. Yang perlu aku lakukan hanya berkunjung ke website Air Asia ketika aku jenuh, berharap ada tiket promo yang bisa membawaku pergi berlibur sejenak.
Air Asia sudah merubah mind set ku yang sudah terlanjur berfikir kalau traveling naik pesawat itu mahal. Love at the first sight, itulah kesanku menggunakan Air Asia. Penerbangan murah yang tidak murahan, cocok buat aku yang pengen traveling dengan budget terbatas. Now everyone can fly bukan hanya semboyan tapi memang benar, dengan harga yang terjangkau sekarang semua orang bisa terbang.
Pengalaman traveling pertama dengan tiket promo membuatku ketagihan dan berani bermimpi untuk melihat ciptaan Tuhan di belahan bumi yang lain. Selanjutkan aku terus berusaha mewujudkan mimpi - mimpi itu sampai suatu saat aku bisa merasakan halusnya pasir putih di Maya Bay, nonton kabaret show di  Phuket,terkagum -kagum dengan transformer ride di Universal Studio, naik perahu di Chao Praya River, mengunjungi suku leher panjang di Chiang Rai, melihat minuman aneh yang berisi ular dan kalajengking di Golden Triangle, guling - guling di pantai Koh Lipe dan tersesat di Ayutthaya. Terakhir kedinginan di Himalaya ( hehehe... yang ini masih mimpi ):)

Koh Lipe 2013

Phuket 2010


Pasar pagi Ayutthaya 2013

Karen Long Neck Village, Chiang Rai 2013

Golden Triangle 2013


Selamat Ulang Tahun Air Asia, terima kasih sudah membawaku terbang mewujudkan mimpiku.




Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog 10 tahun Air Asia Indonesia dengan tema " Bagaimana Air Asia Mengubah Hidupmu ?"


Friday, August 29, 2014

Jember Fashion Carnaval

Sudah pernah dengar tentang Jember Fashion Carnaval?
Ini adalah karnaval kelas dunia yang diadakan di kota Jember - Jawa Timur, karnaval terbesar di Indonesia dan menduduki peringkat ke empat karnaval terunik di dunia setelah Mardi Grass di Amerika Serikat, Rio De jeneiro di Brazil dan The Fastnacht di Jerman. Bangga dong saya sebagai warga Jember :)
Tahun ini Jember Fashion Carnival ( JFC ) memasuki tahun  ke 13, di selenggarakan tanggal 20 - 24 Agustus 2014 dan bagi saya ini adalah kesempatan untuk menyaksikannya secara langsung setelah saya melewatkan event ini 12 kali karena setiap acara ini berlangsung saya sedang berada di rantau :)

Tapi dasar saya pelupa, saya baru ngeh seminggu sebelum hari H kalau biasanya JFC selalu diselenggarakan di bulan Agustus setiap tahunnya. Buru-buru saya googling nyari informasi, biar lebih cepet saya meluncur langsung ke official websitenya, register untuk dapat ID Card untuk fotografer.Meskipun bukan fotografer profesional tapi kalau punya ID Card kan lumayan, ngga harus nonton berdesakan di pinggir jalan. Nunggu sehari ngga ada respon saya mulai cemas, dan benar saja, setelah saya coba menghubungi panitia via telfon ternyata pendaftaran fotografer sudah ditutup sebulan yang lalu. Huhuhu...mau nangis rasanya :( 
Oleh Mbak yang saya hubungi tadi saya disarankan untuk menghubungi Mas Budi ( Sampai sekarang saya ngga tau siapa itu Mas Budi, mungkin beliau adalah salah satu panitia ). Jawaban yang saya terima dari Mas Budi juga sama, pendaftaran sudah ditutup tapi masih bisa di masukkan waiting list. Semoga masih bisa...
Setelah menunggu dengan harap - harap cemas alhamdulillah akhirnya saya dapat konfirmasi dari Mas Budi sehari sebelum opening event dan ID Card sudah bisa diambil.  Yeayy...terima kasih Mas Budi.

ID Card n t- shirt Jember Banget

Sebenarnya banyak acara yang termasuk dalam rangkaian event ini seperti festival kuliner , pameran lukisan dll, tapi saya hanya tertarik dengan acara karnavalnya saja. Empat hari berturut- turut saya akan nongkrongin karnaval :D

 O ya JFC ini selalu berganti tema setiap tahun, dan tema tahun ini adalah " Triangle Dynamic in Harmony " yang merupakan gabungan dari 10 tema yaitu : Mahabaratha, Tambora, Phoenix, Wild Deer,Stalagmite, Flying Kite, Apache, Pine Forest dan Chemistry.

Hari pertama adalah Kids Carnaval, saya dapat tempat nangkring bagus, tempat yang khusus disediakan untuk fotografer, langsung menghadap ke main stage. Agak keder juga sih kumpul sama fotografer dari media yang bawaaanya kamera mahal dengan lensa yang gedhe -gedhe , secara kamera saya cuma DSLR dengan lensa standar :).

Bocah - bocah peserta karnaval terlihat mengagumkan dengan kostum karnaval yang mereka kenakan. Tanpa canggung mereka berpose di depan para penonton dan fotografer.

Mahabharata costume kids carnaval


foto blur :)


Hari Kedua adalah Art Wear Carnaval dengan tema winter yang menurut saya sih kurang menarik, karena saya ngga begitu ngerti tentang mode :). Saya merasa aneh melihat para model mengenakan pakaian musim dingin seperti di negara empat musim, sedangkan hari ini cuaca puanass meski sempat gerimis sebentar.

Winter Art Wear

Duh lucunya...

Hari ketiga adalah Wonderful Archipelago Carnaval yang diikuti oleh perwakilan dari provinsi Bali, Bangka Belitung,Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Riau dan DKI Jakarta. Hari ini saya datang terlambat karena salah baca schedule. Jalan utama sudah ditutup untuk kendaraan sehingga saya tidak bisa ke alun -alun. setelah keluar masuk gang akhirnya saya sampai juga di jalan raya yang akan dilewati karnaval. Saya tidak bisa duduk manis sambil motret, tapi harus lari - lari sambil panas - panasan demi bisa motret peserta karnaval yang kostumnya bagus dan meriah. Peserta dari Kalimantan Timur yang kostumnya bertemakan bunga anggrek dan burung , bagus banget. Ternyata motret disini beda banget dengan tempat saya motret kemarin.  Kalau dilokasi kemarin, penontonnya duduk tertib pada saat karnaval melintas, disini saya harus bersaing dengan para penonton yang sering menghentikan peserta untuk di ajak foto bersama. Saya janji besok ngga bakalan datang terlambat, cukup hari ini saya capek lari - lari sambil nenteng kamera.

ini bukan saya


perwakilan dari Kalimantan Timur

Hari keempat adalah grand carnival alias karnaval utama. Para defile akan berjalan sejauh 3,6 km dari alun - alun sampai ke GOR Kaliwates dengan kostum yang luar biasa. Satu persatu para defile lewat, woww saya sampai ternganga, begitu kreatifnya mereka menciptakan kostum yang begitu spektakuler. FYI para peserta JFC membuat kostum dengan bahan daur ulang dan biaya sendiri. Hari ini saya bisa memotret sepuasnya dari angle yang cukup bagus. Cukup banyak  foto yang saya jepret dan kayaknya hasil jepretan saya hari ini adalah yang terbaik dari 3 hari sebelumnya. Beruntung saya bertemu dengan fotografer profesional dari Getty Images yang ngga pelit berbagi ilmu. Terima kasih Mas Robertus :)

chemistry
stalagmite

pine forest
flying kite

phoenix

Borobudur

Tambora

Mahabharata
Wild Deer

Apache

Ini fotografernya :D


Gimana?
Event yang sangat menarik kan? Ngga perlu jauh - jauh ke luar negeri untuk melihat karnaval sebagus ini. Cukup datang ke Jember tahun depan. Biar ngga ketinggalan info, rajin - rajin berkunjung ke official websitenya www.jemberfashioncarnaval.com

Saturday, March 8, 2014

Kangen Sumbawa - Part 1

Pantai di sebelah dermaga Pototano
Tiba - tiba saja saya merasa kangen pada Pulau Sumbawa.
Masih jelas dalam ingatan saat pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau ini setahun yang lalu. Begitu kapal yang yang saya tumpangi bersandar di pelabuhan Pototano, saya disambut deretan bukit yang nampak gersang di kejauhan. Ya..saya sudah sampai di Sumbawa setelah menempuh perjalanan jauh dari Bali dengan menggunakan sepeda motor. Mulailah saya menyusuri jalan menuju kota Taliwang yang merupakan ibukota Kabupaten Sumbawa Barat , kota yang akan saya tinggali untuk beberapa waktu. Jalan yang sepi ,hanya beberapa kali saya berpapasan dengan mobil dan motor.Di sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan perbukitan berwarna coklat yang berangsur hijau berlatar belakang langit biru dan hewan ternak yang bebas berkeliaran bahkan sampai ke jalan. Kambing, Sapi, Kuda  tanpa sungkan - sungkan berlarian di jalan. Ah, saya jadi ingat serial TV jadul yang dibintangi oleh Melissa Gilbert dan Michael London, "Little House On The Prairie" :). FYI, Kabupaten Sumbawa Barat adalah Kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2003, merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumbawa. Mungkin jika orang mendengar nama Sumbawa maka yang pertama kali terpikir adalah " Newmont " yang merupakan salah satu tambang emas terbesar di Indonesia. Tapi kedatangan saya kesana tidak ada hubungannya sama sekali dengan Newmont :). Panasss menyengat..... itulah kesan pertama saya.





Selanjutnya mulailah saya menghabiskan hari - hari selama beberapa bulan di Taliwang. Nah kalau mendengar kata Taliwang mungkin orang akan langsung ingat dengan Ayam Bakar Taliwang yang rasanya enak banget, apalagi di tambah plecing kangkung dan sambal beberuk ( sluuurrrp... jadi nelan ludah nih  :)). Sebenarnya ayam bakar Taliwang itu bukan berasal dari Taliwang , tapi berasal dari Kampung Karang Taliwang di Cakranegara Kabupaten Lombok Barat. Hanya kebetulan saja namanya sama.
Sebagai ibukota Kabupaten yang tergolong baru, Taliwang belum banyak menawarkan fasilitas modern. Belum ada mall, bioskop atau restoran fastfood. Bagi saya yang pernah merasakan hidup di kota besar tentu saja hal itu cukup menyiksa, tapi lambat laun saya mulai terbiasa.




Setiap ada waktu luang selalu saya manfaatkan untuk melihat sisi lain dari pulau ini. Dan yang saya temukan sungguh luar biasa...pantai -pantai cantik berpasir putih yang masih bersih dan sepi. Berada di tempat -tempat tersebut bisa meredam kerinduan saya pada semua fasilitas modern yang ditawarkan oleh kota besar. Disini saya bisa guling - guling di atas pasir pantai yang putih dan lembut, berenang sepuasnya atau hanya sekedar duduk menikmati sunset yang cantik.

sunset indah ditepi jalan
Selain pantai - pantai cantik itu, kemanapun saya pergi pasti terlihat hamparan sawah yang luas dan perbukitan, entahlah berapa banyak bukit - bukit itu yang jelas kemanapun saya pergi pasti akan bertemu bukit. Beberapa di antara bukit - bukit itu mengandung emas sehingga banyak orang yang melakukan penambangan disana dan mengakibatkan bumi Sumbawa mulai tercemar merkuri dari limbah pengolahan emas.
Bersambung.....

tenda biru diatas bukit...mereka bukan sedang camping tapi sedang menambang emas.