Solo adalah tujuan saya berikutnya setelah Madakaripura. Jam 10 malam kurang beberapa menit saya sudah sampai di terminal Bungurasih Surabaya dan segera berbaur dengan calon penumpang lain di jalur bus malam jurusan Surabaya - Solo. Sesuai dengan rencana, saya naik bus Eka yang sering di rekomendasikan oleh teman - teman traveler. Memang bus Eka ini cukup nyaman dan bersih, dengan tiket seharga Rp.89.000 ( harga lebaran ) sudah termasuk 1 kali service makan di rumah makan Duta - Ngawi. Perjalanan Surabaya - Solo hanya di tempuh selama 5 jam, lebih cepat dari perkiraan saya.
Jam 3 dinihari saya sudah sampai di terminal Tirtonadi Solo...ah..masih terlalu pagi, sayapun menuju ke Musholla di dalam terminal untuk beristirahat sambil menunggu hari terang. Nengok kanan -kiri kok isinya laki -laki semua ya...tidur di lantai musholla dengan berbagai gaya, saya jadi ngga nyaman berada di sana :t
Mending saya pergi aja deh, tapi pergi kemana dinihari begini? Saya coba googling dan yess..!Saya menemukan tempat nongkrong untuk menunggu pagi.
"Gudeg Ceker Margoyudan Bu Kasno" adalah tempat yang saya maksud. Rupanya tempat makan ini sangat terkenal di Solo, terbukti ketika saya mengetikkan beberapa kata kunci di google, nama ini selalu muncul dan mendapat review yang cukup bagus. Jadilah saya meluncur ke TKP dengan menggunakan ojek seharga Rp.20.000, padahal tempatnya ngga terlalu jauh dari terminal. Dalam perjalanan, tukang ojek tadi mengingatkan saya untuk tidak kaget dengan harga makanan yang cukup mahal nanti karena menurut dia yang makan disana bukan orang sembarangan, kebanyakan pembeli yang bermobil. Hehehhe...mungkin tampang saya keliatan miskin dan kucel banget ya? Tenang saja pak...saya masih punya duit kok meski ngga banyak :)
Tempat makan yang terkenal itu ternyata adalah warung lesehan di atas trotoar Jl. Monginsidi. Ada tempat duduk yang berupa beberapa bangku kayu dan ada juga beberapa helai tikar yang digelar di atas trotoar bahkan sampai di trotoar seberang jalan. Pengunjung pagi itu tidak terlalu ramai, tapi memang rata - rata mereka datang pake mobil seperti kata tukang ojek tadi. Saya memilih duduk di depan penjualnya karena saya ingin melihat lebih dekat apa yang membuat tempat ini begitu terkenal.
Seorang wanita berkebaya biru dan berkonde kecil nampak serius meracik makanan di piring sesuai dengan pesanan. Di depannya nampak berjajar baskom-baskom besar dan periuk tanah liat yang berisi bermacam - macam lauk.
Seporsi nasi liwet + gudeg ceker dengan sambal krecek , sepotong krupuk beras dan segelas teh manis hangat menjadi sarapan saya pagi itu...(sarapan jam 4 pagi :)). Rasanya memang enak, perpaduan antara asin, gurih dan manis yang cukup pas di lidah saya. Ceker dan sambal kreceknya empuk dan sangat terasa bumbunya.
Tapi ada yang kurang dari tempat ini menurut saya, kalau saja ibu penjualnya tidak selalu memasang wajah serius dan mau tersenyum selama melayani pembeli pasti akan lebih enak makan dan duduk berlama -lama di sini :)
Untuk makanan yang saya makan tadi, saya hanya perlu membayar Rp.14.500, ngga mahal kan :)
O ya, FYI ....Gudeg ceker ini hanya buka jam 1.30 dinihari - jam 7 pagi. Jadi jangan datang kesini siang hari ya :D
Hari masih gelap meskipun saya sudah berusaha menghabiskan makanan saya selambat-lambatnya tadi...huh...lambat sekali waktu berjalan. Akhirnya saya hanya duduk di tikar di atas trotoar menunggu becak lewat,sekalian menunggu hari terang. Setelah beberapa lama menunggu, ada juga becak yang lewat, dengan ongkos Rp.20.000 saya di antar ke terminal Tirtonadi.
Kalau di pikir lucu juga ...demi memenuhi rasa penasaran saya akan rasa gudeg ceker Margoyudan yang terkenal itu saya harus mengeluarkan biaya transport Rp.40.000 ribu hanya untuk makanan seharga Rp.14.500 :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for visiting my blog :)